Minuman manis yang mengandung banyak gula ternyata tidak hanya memicu diabetes. Sebuah penelitian terbaru membuktikan hubungan antara risiko kanker endometrium pada orang-orang yang terbiasa mengonsumsi minuman yang berkadar gula tinggi.
Endometrium adalah lapisan terdalam pada rahim dan tempatnya menempelnya ovum yang telah dibuahi.
Riset sebelumnya telah mengungkapkan adanya hubungan antara minuman bergula dan penyakit diabetes tipe 2. Namun untuk pertama kalinya sebuah studi menunjukkan bahwa ada hubungan antara minuman manis dengan kanker endometrium.
Pada 1986 sebanyak 23.039 orang perempuan yang rata-rata berumur 62 tahun menyelesaikan kuesioner panjang untuk mengungkapkan gaya hidup, rekam medis dan diet yang mereka jalani. Mereka terutama ditanya tentang kebiasaan minum minuman bersoda dan jus jeruk yang diberi pemanis. Selain itu, kebiasaan mereka memakan kue-kue manis, brownies, donat dan permen juga ditanyakan dalam kuesioner.
Endometrium adalah lapisan terdalam pada rahim dan tempatnya menempelnya ovum yang telah dibuahi.
Riset sebelumnya telah mengungkapkan adanya hubungan antara minuman bergula dan penyakit diabetes tipe 2. Namun untuk pertama kalinya sebuah studi menunjukkan bahwa ada hubungan antara minuman manis dengan kanker endometrium.
Pada 1986 sebanyak 23.039 orang perempuan yang rata-rata berumur 62 tahun menyelesaikan kuesioner panjang untuk mengungkapkan gaya hidup, rekam medis dan diet yang mereka jalani. Mereka terutama ditanya tentang kebiasaan minum minuman bersoda dan jus jeruk yang diberi pemanis. Selain itu, kebiasaan mereka memakan kue-kue manis, brownies, donat dan permen juga ditanyakan dalam kuesioner.
Kelompok ini kemudian dipantau setiap tahun untuk mengetahui ada tidaknya indikasi kanker. Pada 2010, ternyata ada 506 kasus penyakit kanker endometrium tipe 1 dan 89 kasus penyakit kanker endometrium tipe 2.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention menyebutkan bahwa semua gula meningkatkan risiko kanker endometrium tipe 1. Namun, minuman berpemanis mempunyai dampak yang lebih besar.
Setelah mengamati faktor-faktor lainnya, ternyata orang-orang yang masuk dalam golongan konsumen minuman manis terbanyak mempunyai risiko 74 persen lebih tinggi daripada kelompok orang yang mengonsumsi minuman manis paling sedikit.
"Saya tidak ingin siapa pun untuk mengubah kebiasaan mereka berdasarkan temuan ini. Kami perlu mempelajari lebih lanjut hubungan antara minuman manis dan kanker endometrium," ujar Maki Inoue-Choi, seorang peneliti dari National Institutes of Health, kepada New York Times.
"Namun saya akan menyarankan agar orang mengikuti panduan diet dan menghindari minuman berpemanis," tambah Inoue-Choi.
Peneliti mengatakan bahwa dibandingkan dengan gula diet lainnya, gula yang ada di dalam minuman menyebabkan kadar plasma glukosa meningkat lebih tinggi dan turun lebih tajam. Para peneliti berspekulasi bahwa fluktuasi ini memainkan peran dalam meningkatnya risiko kanker.
Selain itu, seperti diwartakan dalam NaturalNews, gula menciptakan lingkungan asam dalam tubuh yang memungkinkan tumor untuk bertahan hidup. Selain itu, gula juga menyebabkan peradangan dalam tubuh. Membatasi konsumsi gula halus akan membantu menurunkan peluang berkembangnya kanker.
sumber : beritagar.id
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention menyebutkan bahwa semua gula meningkatkan risiko kanker endometrium tipe 1. Namun, minuman berpemanis mempunyai dampak yang lebih besar.
Setelah mengamati faktor-faktor lainnya, ternyata orang-orang yang masuk dalam golongan konsumen minuman manis terbanyak mempunyai risiko 74 persen lebih tinggi daripada kelompok orang yang mengonsumsi minuman manis paling sedikit.
"Saya tidak ingin siapa pun untuk mengubah kebiasaan mereka berdasarkan temuan ini. Kami perlu mempelajari lebih lanjut hubungan antara minuman manis dan kanker endometrium," ujar Maki Inoue-Choi, seorang peneliti dari National Institutes of Health, kepada New York Times.
"Namun saya akan menyarankan agar orang mengikuti panduan diet dan menghindari minuman berpemanis," tambah Inoue-Choi.
Peneliti mengatakan bahwa dibandingkan dengan gula diet lainnya, gula yang ada di dalam minuman menyebabkan kadar plasma glukosa meningkat lebih tinggi dan turun lebih tajam. Para peneliti berspekulasi bahwa fluktuasi ini memainkan peran dalam meningkatnya risiko kanker.
Selain itu, seperti diwartakan dalam NaturalNews, gula menciptakan lingkungan asam dalam tubuh yang memungkinkan tumor untuk bertahan hidup. Selain itu, gula juga menyebabkan peradangan dalam tubuh. Membatasi konsumsi gula halus akan membantu menurunkan peluang berkembangnya kanker.
sumber : beritagar.id