Best Profit Futures - Bagi sebagian besar orang dengan penglihatan normal, wajar bila ada rasa penasaran tentang bagaimana orang buta warna melihat warna-warna dunia. “Berhubung namanya seperti itu, terkadang orang-orang beranggapan, saya tidak bisa melihat sesuatu yang berwarna,” kata Ivan Oransky, seorang jurnalis medis di New York yang mengidap buta warna. “Saya bisa melihat sesuatu - hanya saja berbeda dengan apa yang Anda lihat.”
Terdiri dari banyak variasi, buta warna -- juga dikenal sebagai “penurunan penglihatan warna” - memengaruhi sekitar satu dari 12 laki-laki dan satu dari 230 wanita. Buta warna biasanya mengacu kepada kondisi genetik yang cenderung sulit membedakan antara merah dan hijau, kata Jay Neitz, seorang profesor ophthalmology di University of Washington yang mempelajari penglihatan warna. Nuansa kedua warna itu terkadang juga membingungkan, karena sebagian besar orang yang buta warna biasanya sulit menangkap warna merah di dalam oranye, atau hijau di dalam warna turquoise (biru kehijauan). Bagi mereka, oranye mungkin kelihatan seperti kuning, sedangkan turqoise tampak seperti biru, atau bahkan semua warna itu terlihat seperti nuansa abu-abu.
Hal tersebut dikarenakan orang-orang yang buta warna tidak memiliki reseptor, atau kerucut, yang membedakan warna merah, hijau atau keduanya. Sama seperti hitam dan putih, begitu juga dengan merah dan hijau, “salah satu tidak akan ada tanpa yang lain,” ucapnya. Berikut beberapa fakta yang ingin dibagikan orang buta warna -- dan dokter yang mempelajari kondisi itu -- kepada Anda:
1. Mereka kesal ketika diminta menyebutkan sebuah warna
Setiap kali orang baru tahu bahwa Alez Glaser, seorang dokter jaga di Philadelphia, buta warna merah-hijau, tanggapan mereka pasti selalu sama: “Mereka akan mencari sesuatu berwana merah atau hijau dan bertanya, ‘ini warga apa?’ atau ‘apakah kamu bisa melihat ini?’” Bagi Andrew Gifford, seorang editor pembangunan di District of Columbia, permainan semacam itu pasti selalu terjadi. “Hal tersebut akan berlangsung terus-menerus,” ucapnya. “Saya membencinya.”
Terdiri dari banyak variasi, buta warna -- juga dikenal sebagai “penurunan penglihatan warna” - memengaruhi sekitar satu dari 12 laki-laki dan satu dari 230 wanita. Buta warna biasanya mengacu kepada kondisi genetik yang cenderung sulit membedakan antara merah dan hijau, kata Jay Neitz, seorang profesor ophthalmology di University of Washington yang mempelajari penglihatan warna. Nuansa kedua warna itu terkadang juga membingungkan, karena sebagian besar orang yang buta warna biasanya sulit menangkap warna merah di dalam oranye, atau hijau di dalam warna turquoise (biru kehijauan). Bagi mereka, oranye mungkin kelihatan seperti kuning, sedangkan turqoise tampak seperti biru, atau bahkan semua warna itu terlihat seperti nuansa abu-abu.
Hal tersebut dikarenakan orang-orang yang buta warna tidak memiliki reseptor, atau kerucut, yang membedakan warna merah, hijau atau keduanya. Sama seperti hitam dan putih, begitu juga dengan merah dan hijau, “salah satu tidak akan ada tanpa yang lain,” ucapnya. Berikut beberapa fakta yang ingin dibagikan orang buta warna -- dan dokter yang mempelajari kondisi itu -- kepada Anda:
1. Mereka kesal ketika diminta menyebutkan sebuah warna
Setiap kali orang baru tahu bahwa Alez Glaser, seorang dokter jaga di Philadelphia, buta warna merah-hijau, tanggapan mereka pasti selalu sama: “Mereka akan mencari sesuatu berwana merah atau hijau dan bertanya, ‘ini warga apa?’ atau ‘apakah kamu bisa melihat ini?’” Bagi Andrew Gifford, seorang editor pembangunan di District of Columbia, permainan semacam itu pasti selalu terjadi. “Hal tersebut akan berlangsung terus-menerus,” ucapnya. “Saya membencinya.”
Selain tidak lucu, “permainan” tersebut sama sekali tidak penting bagi orang buta warna. Bagi sebagian besar dari mereka, tantangannya bukan terletak pada biasakah melihat benda-benda itu atau mampukah mereka menyebutkan warnanya, tapi membedakan antara beberapa warna tertentu, khususnya jika warna tersebut berdampingan. Untuk menguji kekurangan penglihatan warna, cobalah minta seseorang yang buta warna untuk menyusun cokelat M&Ms merah dan hijau secara selang-seling - tugas yang juga dilakukan Neitz di laboratoriumnya.
2. Mereka menemukan cara-cara brilian untuk mengimbanginya
Orang buta warna tidak bodoh: Jika Anda bertanya apa warna sebuah apel merah, mereka tahu jawabannya pasti “merah” -- meskipun bagi mereka warna itu cenderung kelihatan seperti abu-abu. Demikian pula, mereka tahu lampu merah berada di paling atas dan hijau paling bawah, dan bahwa kaus “biru” favoritnya merupakan warna ungu bagi kita. “Anda melatih diri Anda sendiri untuk memahami warna apa itu karena orang-orang berulang kali mengatakanya kepada Anda,” ucap Oransky.
Bagi Maddox Rochman-Romdalvik, pelajar kelas empat di San Francisco, yang memungkinkan dia memilih krayon yang tepat ketika mewarnai di sekolah adalah kemampuannya membaca label warna pada batang krayon tersebut. “Setelah beberapa waktu dia berhasil menguasainya, dan tak satu pun gurunya menyadari bahwa dia buta warna,” kata ibunya, Sue Rochman.
Terkadang, solusi semacam itu bisa berguna bagi orang buta warna. Contohnya, Ayah Oransky, seorang dokter yang juga buta warna, mendapatkan nilai bagus dalam ujian pathology di sekolah kedokteran karena dia menghapal morfologi sel -- atau kondisi saat struktur tertentu berhubungan satu sama lain -- sedangkan teman sekelasnya mengandalkan bercak-bercak dengan kode warna. Ketika profesor mengubah warnanya untuk ujian, teman-temannya panik, sementara ayah Oransky dapat nilai A.
3. Membantu meringankan teman yang buta warna
Jika Anda ingin mengajak kencan orang buta warna, hindari membawanya menyaksikan matahari terbenam atau berjalan-jalan melihat daun berguguran pada musim gugur. “Jika saya melihat dedaunan pada musim gugur, saya tidak mengerti apa yang dibicarakan orang-orang ini,” kata Gifford yang melihatnya cokelat dan kuning, padahal bagi kita warna daun musim gugur itu merah dan oranye. Demikian pula, matahari terbenam terlihat sebagai satu warna yang sama, dan pelangi tampak seperti garis-garis kuning dan biru, ucap Gifford.
Menurut para ahli, tak hanya keajaiban alam yang memengaruhi kehidupan sehari-hari orang buta warna. Segala sesuatu, mulai dari peta jalur kereta bawah tanah sampai grafik dalam presentasi PowerPoint juga sulit dipahami. Pintu hotel yang akan menyala hijau ketika kuncinya terpasang dan warna-warna saat musim pemilu juga membuat jengkel orang buta warna.
Kabar baiknya, dengan meningkatkan kesadaran, kita bisa membuat dunia yang lebih ramah bagi orang buta warna. Contohnya, peneliti, lembaga survei dan desainer situs bisa menghindari nuansa warna merah dan hijau dan memilih kombinasi warna yang bisa dibedakan dengan mudah seperti biru dan hijau atau biru dan merah, menurut saran dari National Association for the Advancement of Colorblind People.
4. Tidak selalu berbahaya
Meskipun sebagian besar kekurangan penglihatan warna tidak terlalu mengganggu, tapi buta warna ternyata bisa berisiko. Beberapa orang buta warna, contohnya, tidak menyadari ketika anak-anak mereka terbakar matahari atau tidak bisa mengenali ketika mereka disuguhkan steak setengah matang. Sejumlah orang dianjurkan atau dilarang meniti karier tertentu seperti menjadi pilot. “Setiap hari saya mendapat surat dari orang-orang yang berharap mereka tidak buta warna,” ucap Neitz.
Selain itu, buta warna juga bisa menandakan kondisi medis yang lebih parah, seperti penyakit makula atau kerusakan saraf optik, kata Wadih Zein, seorang ophthalmologist sekaligus juru bicara untuk National Eye Institute. “Ketika seseorang menyadari terjadi kekurangan baru, itu merupakan pertanda untuk melakukan pemeriksaan klinis,” menurut penjelasan Zein. “Dan diagnosis dini sangat penting dalan kasus ini dan terkadang bisa menyelamatkan nyawa Anda.”
5. Bagi mereka, kondisi ini normal
Banyak orang buta warna meremehkan kondisi mereka karena mereka tidak tahu apa yang kurang, kata Neitz. “Orang buta warna berjalan-jalan dan mengatakan, ‘saya melihat banyak warna,’ padahal kenyataannya, dia hanya bisa melihat sekitar 10.000 nuansa dari beberapa warna, sedangkan kita bisa melihat hampir satu juta nuansa dari banyak warna,” ujarnya. “Orang buta warna sulit (memahami) bahwa mereka hanya melihat satu persen warna dari yang orang lain lihat.”
Namun, bagi sebagian besar orang buta warna, kondisi tersebut bukan lah kekurangan, melainkan sebuah ciri khas seperti kidal atau berambut merah. Dengarkan pendapat dari Rochman-Romdalvik (9 tahun): “Beberapa orang yang tidak buta warna menganggap buta warna itu masalah besar,” katanya. “Mereka tidak tahu kalau kondisi ini sebenarnya bukan masalah besar jika Anda sudah terbiasa.”
sumber : waspada.co.id
2. Mereka menemukan cara-cara brilian untuk mengimbanginya
Orang buta warna tidak bodoh: Jika Anda bertanya apa warna sebuah apel merah, mereka tahu jawabannya pasti “merah” -- meskipun bagi mereka warna itu cenderung kelihatan seperti abu-abu. Demikian pula, mereka tahu lampu merah berada di paling atas dan hijau paling bawah, dan bahwa kaus “biru” favoritnya merupakan warna ungu bagi kita. “Anda melatih diri Anda sendiri untuk memahami warna apa itu karena orang-orang berulang kali mengatakanya kepada Anda,” ucap Oransky.
Bagi Maddox Rochman-Romdalvik, pelajar kelas empat di San Francisco, yang memungkinkan dia memilih krayon yang tepat ketika mewarnai di sekolah adalah kemampuannya membaca label warna pada batang krayon tersebut. “Setelah beberapa waktu dia berhasil menguasainya, dan tak satu pun gurunya menyadari bahwa dia buta warna,” kata ibunya, Sue Rochman.
Terkadang, solusi semacam itu bisa berguna bagi orang buta warna. Contohnya, Ayah Oransky, seorang dokter yang juga buta warna, mendapatkan nilai bagus dalam ujian pathology di sekolah kedokteran karena dia menghapal morfologi sel -- atau kondisi saat struktur tertentu berhubungan satu sama lain -- sedangkan teman sekelasnya mengandalkan bercak-bercak dengan kode warna. Ketika profesor mengubah warnanya untuk ujian, teman-temannya panik, sementara ayah Oransky dapat nilai A.
3. Membantu meringankan teman yang buta warna
Jika Anda ingin mengajak kencan orang buta warna, hindari membawanya menyaksikan matahari terbenam atau berjalan-jalan melihat daun berguguran pada musim gugur. “Jika saya melihat dedaunan pada musim gugur, saya tidak mengerti apa yang dibicarakan orang-orang ini,” kata Gifford yang melihatnya cokelat dan kuning, padahal bagi kita warna daun musim gugur itu merah dan oranye. Demikian pula, matahari terbenam terlihat sebagai satu warna yang sama, dan pelangi tampak seperti garis-garis kuning dan biru, ucap Gifford.
Menurut para ahli, tak hanya keajaiban alam yang memengaruhi kehidupan sehari-hari orang buta warna. Segala sesuatu, mulai dari peta jalur kereta bawah tanah sampai grafik dalam presentasi PowerPoint juga sulit dipahami. Pintu hotel yang akan menyala hijau ketika kuncinya terpasang dan warna-warna saat musim pemilu juga membuat jengkel orang buta warna.
Kabar baiknya, dengan meningkatkan kesadaran, kita bisa membuat dunia yang lebih ramah bagi orang buta warna. Contohnya, peneliti, lembaga survei dan desainer situs bisa menghindari nuansa warna merah dan hijau dan memilih kombinasi warna yang bisa dibedakan dengan mudah seperti biru dan hijau atau biru dan merah, menurut saran dari National Association for the Advancement of Colorblind People.
4. Tidak selalu berbahaya
Meskipun sebagian besar kekurangan penglihatan warna tidak terlalu mengganggu, tapi buta warna ternyata bisa berisiko. Beberapa orang buta warna, contohnya, tidak menyadari ketika anak-anak mereka terbakar matahari atau tidak bisa mengenali ketika mereka disuguhkan steak setengah matang. Sejumlah orang dianjurkan atau dilarang meniti karier tertentu seperti menjadi pilot. “Setiap hari saya mendapat surat dari orang-orang yang berharap mereka tidak buta warna,” ucap Neitz.
Selain itu, buta warna juga bisa menandakan kondisi medis yang lebih parah, seperti penyakit makula atau kerusakan saraf optik, kata Wadih Zein, seorang ophthalmologist sekaligus juru bicara untuk National Eye Institute. “Ketika seseorang menyadari terjadi kekurangan baru, itu merupakan pertanda untuk melakukan pemeriksaan klinis,” menurut penjelasan Zein. “Dan diagnosis dini sangat penting dalan kasus ini dan terkadang bisa menyelamatkan nyawa Anda.”
5. Bagi mereka, kondisi ini normal
Banyak orang buta warna meremehkan kondisi mereka karena mereka tidak tahu apa yang kurang, kata Neitz. “Orang buta warna berjalan-jalan dan mengatakan, ‘saya melihat banyak warna,’ padahal kenyataannya, dia hanya bisa melihat sekitar 10.000 nuansa dari beberapa warna, sedangkan kita bisa melihat hampir satu juta nuansa dari banyak warna,” ujarnya. “Orang buta warna sulit (memahami) bahwa mereka hanya melihat satu persen warna dari yang orang lain lihat.”
Namun, bagi sebagian besar orang buta warna, kondisi tersebut bukan lah kekurangan, melainkan sebuah ciri khas seperti kidal atau berambut merah. Dengarkan pendapat dari Rochman-Romdalvik (9 tahun): “Beberapa orang yang tidak buta warna menganggap buta warna itu masalah besar,” katanya. “Mereka tidak tahu kalau kondisi ini sebenarnya bukan masalah besar jika Anda sudah terbiasa.”
sumber : waspada.co.id