BEST PROFIT FUTURES - Harga emas bertahan dalam perdagangan ditengah minggu ini. Setelah empat hari sebelumnya harga emas naik. Ketidak pastian atas rencana kenaikan suku bunga AS membuka peluang harga emas naik kembali. Disisi lain, terkoreksinya bursa saham AS paska data ekonomi Tiongkok, AS dan Eropa yang mengkhawatirkan pasar, memperbesar harapan investor.
Hingga akhir minggu ini, para pialang menantikan data utama AS, Non Farm Payroll untuk bulan Agustus. Data lain yang ditunggu adalah data ADP. Data-data tersebut apabila angkanya buruk, semakin mengaburkan rencana kenaikan suku bunga. Sesuatu yang membuat para investor bergairah. Dipasar spot, harga emas diperdagangkan pada kisaran $1.139,33 per ons, tidak banyak beranjak dari perdagangan sehari sebelumnya di $1.139,70. Sementara pada bursa berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Desember, harganya turun 60 sen ke $1.139,20.
Minggu lalu, harga emas menguat 2% sejak terkoreksi tajam, bangkit dari harga $1.117,35, meski demikian para pialang masih belum banyak yang melakukan aksi beli kembali. Khususnya bagi pialang yang ingin mengambil posisi lebih aman sembari menunggu hasil persidagangan The Federal Reserve pada pertengahan bulan ini.
Hingga akhir minggu ini, para pialang menantikan data utama AS, Non Farm Payroll untuk bulan Agustus. Data lain yang ditunggu adalah data ADP. Data-data tersebut apabila angkanya buruk, semakin mengaburkan rencana kenaikan suku bunga. Sesuatu yang membuat para investor bergairah. Dipasar spot, harga emas diperdagangkan pada kisaran $1.139,33 per ons, tidak banyak beranjak dari perdagangan sehari sebelumnya di $1.139,70. Sementara pada bursa berjangka untuk kontrak pengiriman bulan Desember, harganya turun 60 sen ke $1.139,20.
Minggu lalu, harga emas menguat 2% sejak terkoreksi tajam, bangkit dari harga $1.117,35, meski demikian para pialang masih belum banyak yang melakukan aksi beli kembali. Khususnya bagi pialang yang ingin mengambil posisi lebih aman sembari menunggu hasil persidagangan The Federal Reserve pada pertengahan bulan ini.
Data-data ketenagakerjaan AS selama seminggu ini akan menjadi pertimbangan untuk melihat seberapa besar peluang The Fed dalam menaikkan suku bunga. Mayoritas pasar saat ini menilai kenaikan suku bunga akan dilakukan tidak bulan September ini. Kecenderungan pendapat pasar adalah pada Desember nanti. Emas memang mendapatkan keuntungan dengan kondisi lingkungan suku bunga rendah, mengurangi biaya untuk memegang aset seperti emas ini sembari memberi tekanan bagi logam mulia.
Melihat ke bursa Eropa, turun sebesar 0,5% setelah bursa saham AS juga melemah terpengaruh data manufaktur Tiongkok, AS dan Eropa yang melemah. Menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global. Kondisi ini dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi beli kembali pada saat harga emas turun, dan berharap kenaikan harga emas terjadi. Setidaknya dalam dua minggu kedepan, hingga masa persidangan FOMC dan keputusan akan kenaikan suku bunga AS muncul. Data non farm payroll pada Jumat besok, apabila lemah maka akan membuat investor lebih percaya diri memegang posisi beli. Asumsinya, kenaikan suku bunga semakin besar berpeluang ditunda.
Secara teknis, harga emas saat ini memang tengah mencoba untuk menembus ke posisi $1.163 per ons.
sumber : financeroll.co.id
Melihat ke bursa Eropa, turun sebesar 0,5% setelah bursa saham AS juga melemah terpengaruh data manufaktur Tiongkok, AS dan Eropa yang melemah. Menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global. Kondisi ini dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi beli kembali pada saat harga emas turun, dan berharap kenaikan harga emas terjadi. Setidaknya dalam dua minggu kedepan, hingga masa persidangan FOMC dan keputusan akan kenaikan suku bunga AS muncul. Data non farm payroll pada Jumat besok, apabila lemah maka akan membuat investor lebih percaya diri memegang posisi beli. Asumsinya, kenaikan suku bunga semakin besar berpeluang ditunda.
Secara teknis, harga emas saat ini memang tengah mencoba untuk menembus ke posisi $1.163 per ons.
sumber : financeroll.co.id