BEST PROFIT FUTURES - Setelah sekian lama menjadi perdebatan, akhirnya sebuah penelitian terbaru dari Eropa mengemukakan dampak penggunaan telepon selular (ponsel) terhadap kesehatan otak. Waspada, karena peneliti memastikan pengguna ponsel berisiko terkena kanker otak.
Peneliti mengemukakan bahwa orang yang sering berbicara lewat ponsel dan telepon tanpa kabel selama lebih dari 25 tahun berisiko mengalami glioma atau kanker otak mematikan hingga tiga kali lipat.
Sedangkan mereka yang sering memakai ponsel atau telepon tanpa kabel selama 20-25 tahun berpeluang dua kali lebih besar untuk didiagnosis dengan glioma.
"Kami dapat melihat dengan jelas, risikonya tiga kali lebih tinggi setelah menggunakan ponsel selama 25 tahun. Dan risiko makin lama makin besar seiring dengan pertambahan tahun dan lama penggunaan ponsel untuk telepon," ungkap ketua tim peneliti, Dr Lennart Hardell seperti dikutip dari jurnal Pathophysiology.
Peneliti mengemukakan bahwa orang yang sering berbicara lewat ponsel dan telepon tanpa kabel selama lebih dari 25 tahun berisiko mengalami glioma atau kanker otak mematikan hingga tiga kali lipat.
Sedangkan mereka yang sering memakai ponsel atau telepon tanpa kabel selama 20-25 tahun berpeluang dua kali lebih besar untuk didiagnosis dengan glioma.
"Kami dapat melihat dengan jelas, risikonya tiga kali lebih tinggi setelah menggunakan ponsel selama 25 tahun. Dan risiko makin lama makin besar seiring dengan pertambahan tahun dan lama penggunaan ponsel untuk telepon," ungkap ketua tim peneliti, Dr Lennart Hardell seperti dikutip dari jurnal Pathophysiology.
Ahli kanker dari University Hospital, Orebro, Swedia dan rekannya, Dr Michael Carlberg tersebut menemukan fakta ini setelah membandingkan kondisi 1.380 pasien tumor otak ganas dengan yang tidak mengidap penyakit ini.
Dan dipastikan orang yang berisiko paling tinggi tersebut adalah yang berbicara lewat telepon selular paling lama, yaitu 1.486 jam, terutama bila dibandingkan dengan yang menelepon kurang dari 122 jam saja.
"Yang paling rentan terkena dampak dari hal ini adalah anak-anak, karena emisi dari teleponnya, terutama bila mereka tidur di dekat telepon. Kepala mereka yang kecil, tengkorak yang tipis dan konduktivitas otak mereka yang tinggi membuat anak-anak lebih banyak menyerap gelombang elektromagnetik dari telepon tersebut," papar Dr Hardell.
sumber : detik.com
Dan dipastikan orang yang berisiko paling tinggi tersebut adalah yang berbicara lewat telepon selular paling lama, yaitu 1.486 jam, terutama bila dibandingkan dengan yang menelepon kurang dari 122 jam saja.
"Yang paling rentan terkena dampak dari hal ini adalah anak-anak, karena emisi dari teleponnya, terutama bila mereka tidur di dekat telepon. Kepala mereka yang kecil, tengkorak yang tipis dan konduktivitas otak mereka yang tinggi membuat anak-anak lebih banyak menyerap gelombang elektromagnetik dari telepon tersebut," papar Dr Hardell.
sumber : detik.com