PT. Bestprofit Futures - Penyakit Herpes Zoster mengancam satu dari tiga orang di seluruh dunia. Sayangnya, gejala penyakit itu tak dapat diprediksi. Pun waktu aktif kembalinya virus tersebut, tidak bisa diperkirakan. "Padahal penyakit ini menyebabkan komplikasi serius termasuk nyeri yang berlangsung berbulan-bulan, bahkan tahunan," kata Direktur Urusan Medis MSD Indonesia, Suria Nataatmadja, dalam Seminar Media tentang Herpes Zoster di Menteng, Jakarta Selatan.
Herpes Zoster adalah penyakit kulit yang disebabkan aktif kembalinya virus varisela zoster yang menetap laten di akar saraf. Virus tersebut sama jenisnya dengan yang menyebabkan cacar air. Mereka yang pernah mengalami cacar air, berisiko terkena Herpes Zooner di masa mendatang.
Adapun gejala Herpes Zoster, kata dokter spesialis kulit dan kelamin, Hanny Nilasari, muncul ruam yang sifatnya khas, yaitu bintil berisi cairan jernih pada kulit. Ruam itu umumnya tumbuh di area dada dan wajah. Proses munculnya ruam berlangsung 3-5 hari sebelum akhirnya muncul nanah yang disertai gatal.
Herpes Zoster adalah penyakit kulit yang disebabkan aktif kembalinya virus varisela zoster yang menetap laten di akar saraf. Virus tersebut sama jenisnya dengan yang menyebabkan cacar air. Mereka yang pernah mengalami cacar air, berisiko terkena Herpes Zooner di masa mendatang.
Adapun gejala Herpes Zoster, kata dokter spesialis kulit dan kelamin, Hanny Nilasari, muncul ruam yang sifatnya khas, yaitu bintil berisi cairan jernih pada kulit. Ruam itu umumnya tumbuh di area dada dan wajah. Proses munculnya ruam berlangsung 3-5 hari sebelum akhirnya muncul nanah yang disertai gatal.
Pada beberapa kasus, pasien dengan Herpes Zoster mengalami demam, malaise atau tubuh lesu, juga sakit kepala. Penyakit ini pun bisa mengakibatkan komplikasi pada mata, jika infeksinya terjadi pada daerah tersebut. Bahkan, Herpes Zoster juga bisa menimbulkan kelumpuhan otot, radang otak, dan nyeri jika tak segera ditangani.
"Nyeri itu diidentifikasi dari timbulnya rasa perih, sensasi terbakar, berdenyut-denyut, seperti ditusuk-tusuk, karena aktif kembalinya virus varisela zoster menyebabkan rusaknya serabut saraf. Rasa nyeri itu sendiri cenderung meningkat dan berlangsung lama. Bahkan ada yang sampai terkena Allodynia, atau rasa nyeri karena stimulus ringan seperti sentuhan angin sepoi-sepoi," ujar Hanny.
Secara fisik, Hanny melanjutkan, Herpes Zoster mengakibatkan kurangnya energi, anoreksia, penurunan berat badan, kurangnya vitalitas, serta gangguan tidur. Adapun secara psikologis, Herpes Zoster menyebabkan depresi, cemas, juga konsentrasi terganggu. "Secara garis besar, penyakit ini menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien," kata dia.
Herpes Zoster bisa dialami orang dari berbagai kelompok usia. Namun memang, penyakit ini banyak diderita orang berusia lanjut karena imunitas mereka mengalami penurunan. Data epidemologi Herpes Zoster di 13 rumah sakit pendidikan di Indonesia pada 2011-2013 menunjukkan ada 2232 kasus penyakit tersebut. Dari jumlah tersebut, 806 di antaranya terjadi pada usia 45-64 tahun. Mereka yang imunitasnya menurun, seperti penderita HIV, maupun yang sedang menjalani kemoterapi jangka panjang, juga rentan terkena Herpes Zoster.
Penyakit ini bukannya tak bisa dicegah. Dokter spesialis penyakit dalam Samsuridjal Djauzi menjelaskan, Herpes Zoster bisa dicegah dengan menjalankan gaya hidup sehat dan bersih, mengkonsumsi makanan bergizi, olahraga dan tidur teratur, serta dengan vaksinasi. "Vaksin tersebut bekerja meningkatkan kekebalan tubuh," ujarnya.
Namun tak semua orang bisa menggunakan vaksin tersebut. Menurut Samsuridjal, orang yang sedang mengalami penurunan kekebalan tubuh yang berat tak bisa melakukan vaksinasi. Karenanya, penggunaan vaksin mesti melalui konsultasi dengan dokter.
sumber : tempo.co