BEST PROFIT FUTURES - Untuk memperbaiki kerusakan otak akibat terserang stroke, obat tidur diklaim bisa membantu. Baru-baru ini, penelitian dari Standford University di California menemukan bahwa obat tidur dapat meningkatkan kemungkinan pasien stroke untuk bisa pulih.
Obat tidur yang dikenal sebagai zolpidem biasanya digunakan untuk menyembuhkan insomnia. Peneliti menemukan bahwa ketika tikus laboratorium yang mengidap stroke diberikan zolpidem, mereka sembuh lebih cepat dibandingkan tikus yang tidak diberi zolpidem.
Namun penting untuk diketahui, obat ini bekerja lebih efektif ketika diberikan beberapa hari setelah stroke berhasil didiagnosis. Setelah diberi zolpidem, keseimbangan dan ketangkasan tikus yang mengidap stroke lebih cepat kembali. Obat ini diperkirakan dapat memperkuat sinyal kunci untuk perbaikan otak.
"Hal ini baru merupakan tahap awal yang dilakukan pada tikus dan terlalu dini untuk mengetahui apa efeknya pada manusia. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan dan membantu tim medis memahami apa dampak pengobatan stroke dengan menggunakan obat tidur," ungkap dr Shamim Quadir, manajer komunikasi dari Stroke Association, dikutip dari Daily Mail.
Obat tidur yang dikenal sebagai zolpidem biasanya digunakan untuk menyembuhkan insomnia. Peneliti menemukan bahwa ketika tikus laboratorium yang mengidap stroke diberikan zolpidem, mereka sembuh lebih cepat dibandingkan tikus yang tidak diberi zolpidem.
Namun penting untuk diketahui, obat ini bekerja lebih efektif ketika diberikan beberapa hari setelah stroke berhasil didiagnosis. Setelah diberi zolpidem, keseimbangan dan ketangkasan tikus yang mengidap stroke lebih cepat kembali. Obat ini diperkirakan dapat memperkuat sinyal kunci untuk perbaikan otak.
"Hal ini baru merupakan tahap awal yang dilakukan pada tikus dan terlalu dini untuk mengetahui apa efeknya pada manusia. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan dan membantu tim medis memahami apa dampak pengobatan stroke dengan menggunakan obat tidur," ungkap dr Shamim Quadir, manajer komunikasi dari Stroke Association, dikutip dari Daily Mail.
Jika diterapkan pada manusia, lanjut dr Quadir, bisa terdapat kemungkinan makin banyak pasien stroke yang bisa mengembalikan lagi kemampuan tubuhnya untuk melakukan berbagai aktivitas harian seperti makan, berpakaian, atau berjalan tanpa bantuan.
Ada lebih dari 15 juta orang di seluruh dunia yang mengidap stroke setiap tahunnya dengan kasus kematian mencapai 6 juta. Pasien yang dapat bertahan pasca mengalami serangan stroke umumnya akan mengalami masalah kelemahan otot dan kelumpuhan yang menyebabkan hilangnya koordinasi dan keseimbangan. Hal ini disebabkan oleh gangguan dalam pasokan darah ke otak.
Selain obat untuk mengurangi kerusakan, fisioterapi menjadi satu-satunya pilihan agar pasien bisa kembali mengembalikan fungsi tubuhnya guna melakukan aktivitas harian, pasca sembuh dari stroke.
sumber : health.detik.com
Ada lebih dari 15 juta orang di seluruh dunia yang mengidap stroke setiap tahunnya dengan kasus kematian mencapai 6 juta. Pasien yang dapat bertahan pasca mengalami serangan stroke umumnya akan mengalami masalah kelemahan otot dan kelumpuhan yang menyebabkan hilangnya koordinasi dan keseimbangan. Hal ini disebabkan oleh gangguan dalam pasokan darah ke otak.
Selain obat untuk mengurangi kerusakan, fisioterapi menjadi satu-satunya pilihan agar pasien bisa kembali mengembalikan fungsi tubuhnya guna melakukan aktivitas harian, pasca sembuh dari stroke.
sumber : health.detik.com