Best Profit Futures - Risih menggunakan kacamata bisa diatasi dengan menggunakan lensa kontak. Selain praktis, lensa kontak pun bisa membuat mata terlihat lebih menarik. Namun, harga kontak lensa yang mahal kerap membuat orang beralih ke alternatif membeli kontak lensa yang 'abal-abal' karena harganya lebih murah.
Tetapi, walaupun bisa menghemat kocek, risiko yang ditimbulkan akibat pemakaian kontak lensa murah ini cukup besar, di antaranya risiko terkena infeksi hingga mengalami kerusakan di mata. Ya, memang saat ini banyak ditemukan pemasaran produk kontak lensa yang dijual murah di internet.
Biasanya produk kontak lensa yang dijual ini tidak memiliki bukti atau resep terpercaya mengenai cara pemakain kontak lensa. Inilah yang menjadi faktor mengapa infeksi mata bisa terjadi. Profesor John Dart dari Moorfields Eye Hospital, London, menyatakan kasus infeksi mata karena amoeba atau Acanthamoeba yang bisa merusak kornea mata, meningkat sejak 2010 lalu.
"Tren membeli kontak lensa sembarangan di internet berhubungan dengan meningkatnya kasus ini. Infeksi yang terjadi karena orang yang membeli tidak melakukan pengecekan terhadap mereka secara teratur. Pembelian kontak lensa sembarangan umumnya dilakukan remaja karena mereka ingin irit. apalagi mereka tidak mengecek kontak lensa tersebut sebelum menggunakannya," terang Prof Dart.
Tetapi, walaupun bisa menghemat kocek, risiko yang ditimbulkan akibat pemakaian kontak lensa murah ini cukup besar, di antaranya risiko terkena infeksi hingga mengalami kerusakan di mata. Ya, memang saat ini banyak ditemukan pemasaran produk kontak lensa yang dijual murah di internet.
Biasanya produk kontak lensa yang dijual ini tidak memiliki bukti atau resep terpercaya mengenai cara pemakain kontak lensa. Inilah yang menjadi faktor mengapa infeksi mata bisa terjadi. Profesor John Dart dari Moorfields Eye Hospital, London, menyatakan kasus infeksi mata karena amoeba atau Acanthamoeba yang bisa merusak kornea mata, meningkat sejak 2010 lalu.
"Tren membeli kontak lensa sembarangan di internet berhubungan dengan meningkatnya kasus ini. Infeksi yang terjadi karena orang yang membeli tidak melakukan pengecekan terhadap mereka secara teratur. Pembelian kontak lensa sembarangan umumnya dilakukan remaja karena mereka ingin irit. apalagi mereka tidak mengecek kontak lensa tersebut sebelum menggunakannya," terang Prof Dart.
Selain karena menggunakan lensa kontak yang terpapar amoeba, infeksi bisa terjadi karena penggunanya menyimpan lensa kontak di air biasa dan tidak menggunakan cairan pembersih khusus. Selain itu, pengguna lensa kontak ini menggunakannya dalam waktu lama, bahkan dibawa mandi. Jika gejala infeksi karena lensa kontak ini cepat dirasakan, akan cepat pula perawatannya dengan hanya menggunakan obat.
Namun, jika terlambat dan menyebabkan luka pada mata, kasus terparah yang pernah terjadi adalah kornea yang menjadi luka sehingga mata pasien harus diambil dan diganti dengan donor mata. Saira Hussain (21) merupakan salah satu pengguna kontak lensa yang terkena infeksi di tahun pertamanya kuliah. Membeli lensa kontak 'abal-abal' di internet membuatnya tidak mengerti dengan aturan pemakaiannya.
"Saya menggunakan lensa kontak itu dalam waktu lama, bahkan saat tidur dan mandi.Tapi suatu hari mata saya menjadi luka dan merah, penglihatan saya pun kabur. Beberapa minggu kemudian saya pun menjadi pasien rawat inap di Moorfield. Salah satu mata saya mengalami kerusakan," jelas Saira.
Selain tidak adanya aturan pakai dalam kemasan lensa kontak 'abal-abal', infeksi mata karena lensa kontak pun sebagian besar terjadi karena kebiasaan 'malas' para penggunanya. Misalnya, menggunakan lensa kontak saat berenang, memegang lensa kontak saat mata masih kotor, menggunakan cairan pembersih yang sudah tidak layak, atau membuat cairan pembersih asal-asalan dengan hanya menggunakan air dan garam.
"Menggunakan lensa kontak bagi sebagian besar pemakai terutama yang minus tinggi memang lebih nyaman, namun harus dengan perawatan yang baik, karena kontak dengan kornea membuat risiko iritasi dan infeksi lebih besar," jelas dr Gitalisa Andayani, SpM kepada detikHealth dan ditulis pada Senin.
sumber : health.detik.com
Namun, jika terlambat dan menyebabkan luka pada mata, kasus terparah yang pernah terjadi adalah kornea yang menjadi luka sehingga mata pasien harus diambil dan diganti dengan donor mata. Saira Hussain (21) merupakan salah satu pengguna kontak lensa yang terkena infeksi di tahun pertamanya kuliah. Membeli lensa kontak 'abal-abal' di internet membuatnya tidak mengerti dengan aturan pemakaiannya.
"Saya menggunakan lensa kontak itu dalam waktu lama, bahkan saat tidur dan mandi.Tapi suatu hari mata saya menjadi luka dan merah, penglihatan saya pun kabur. Beberapa minggu kemudian saya pun menjadi pasien rawat inap di Moorfield. Salah satu mata saya mengalami kerusakan," jelas Saira.
Selain tidak adanya aturan pakai dalam kemasan lensa kontak 'abal-abal', infeksi mata karena lensa kontak pun sebagian besar terjadi karena kebiasaan 'malas' para penggunanya. Misalnya, menggunakan lensa kontak saat berenang, memegang lensa kontak saat mata masih kotor, menggunakan cairan pembersih yang sudah tidak layak, atau membuat cairan pembersih asal-asalan dengan hanya menggunakan air dan garam.
"Menggunakan lensa kontak bagi sebagian besar pemakai terutama yang minus tinggi memang lebih nyaman, namun harus dengan perawatan yang baik, karena kontak dengan kornea membuat risiko iritasi dan infeksi lebih besar," jelas dr Gitalisa Andayani, SpM kepada detikHealth dan ditulis pada Senin.
sumber : health.detik.com