Best Profit Futures - Beberapa penelitian menunjukkan penderita insomnia atau sulit tidur memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit stroke. Padahal insomnia baru-baru ini semakin meningkat di kalangan orang dewasa muda seiring dengan kemajuan teknologi. Hubungan antara insomnia dan stroke sangat kuat hingga delapan kali kemungkinan jika mereka memiliki masalah dengan insomnia. Ironisnya penyakit yang biasa dimiliki oleh seseorang dengan usia lanjut—di atas 55 tahun—kini mengalami pergeseran.
Beberapa studi terbaru menunjukkan penderita stroke di kalangan orang dewasa muda kini kian meningkat. Demetrius Lopes, seorang ahli bedah saraf yang mengkhususkan dalam penanganan stoke di Rush University Medical Center di Chicago, Amerika Serikat mengatakan orang dewasa muda kini sangat rentan terhadap insomnia karena mereka sering kali sulit untuk mematikan game dan koneksi internet pada gadget yang mereka punya.
Beberapa studi terbaru menunjukkan penderita stroke di kalangan orang dewasa muda kini kian meningkat. Demetrius Lopes, seorang ahli bedah saraf yang mengkhususkan dalam penanganan stoke di Rush University Medical Center di Chicago, Amerika Serikat mengatakan orang dewasa muda kini sangat rentan terhadap insomnia karena mereka sering kali sulit untuk mematikan game dan koneksi internet pada gadget yang mereka punya.
“Kurang tidur adalah kebisaan yang tidak sehat.Tidur malam yang cukup dapat disiasati dengan tidak meminum kopi di malam hari serta menghentikan main game di komputer atau gadget,” kata Lopes pada situs Daily Mail.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Stroke, peneliti juga telah melacak data dari catatan asuransi kesehatan yang berfokus pada orang –orang yang telah mengalami stoke. Mereka menemukan bahwa lebih dari 4 tahun lamanya sebanyak 583 orang dengan riwayat penyakit insomnia telah mengalami stroke. Sedangkan 962 orang penderita lainnya tanpa memiliki riwayat penyakit insomnia.
sumber : Daily Mail.