Loksado adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Indonesia. Loksado terletak di pegunungan Meratus merupakan salah satu daerah wisata alam dan atraksi budaya masyarakat Dayak Bukit.
Berkunjung ke Kalimantan Selatan memang selalu menarik minat para pencinta batu permata. Maklum saja, Martapura memang terkenal sekali dengan intannya. Ibukota kabupaten Banjar ini penghasil batu aji, serta batu mulia intan: berlian. Menariknya lagi, batu-batu berlian asal Martapura ini ditambang secara tradisional. Mula-mula warga menggali lubang pendulangan sedalam satu hingga tiga meter. Setelah digali, batu dulangan kemudian dinaikkan ke atas dan ditumpuk tidak jauh dari lubang pendulangan. Selanjutnya batu dicuci degan alat yang disebut linggangan-terbuat dari pohon kayu besar yang dibentuk seperti kerucut. Martapura, Ibu Kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dikenal sebagai Kota Intan. Berjarak 39 kilometer dari Kota Banjarmasin. Inilah salah satu kota tujuan wisata di provinsi Kalsel yang saya kunjungi atas undangan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkeraf) dalam acara berjudul Familiarization Trip. Salah satu tujuan wisata Kota Martapura yang terkenal adalah Pasar Intan Cahaya Bumi Selamat. Di pasar ini banyak terdapat toko penjual batu permata dan batu mulia lainnya, serta cendera mata khas Kalimantan. Mulyadi Yasin, pemandu kami menjelaskan soal transaksi unik ketika akan bertolak ke pasar ini. “Kalau nanti kalian lihat di belakang pasar ada orang yang asyik duduk-duduk seperti tidak ada kerjaan, jangan salah sangka! Mereka itu bukan gelandangan tetapi justru orang-orang kaya," ujarnya. Sultan Suriansyah merupakan raja Kerajaan Banjar pertama yang memeluk agama Islam. Sewaktu kecil namanya adalah Raden Samudera, setelah diangkat menjadi raja namanya menjadi Pangeran Samudera dan setelah memeluk Islam namanya menjadi Sultan Suriansyah. Gelar lainnya adalah Panembahan atau Susuhunan Batu Habang. Kompleks Makam Sultan Suriansyah adalah sebuah kompleks pemakaman yang terletak di Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin.[ Masjid Jami' Banjarmasin atau dikenal juga sebagai Masjid Jami' Sungai Jingah adalah sebuah masjid bersejarah di kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Mesjid berarsitektur Banjar dan kolonial (indish) yang dibuat dengan bahan dasar kayu ulin ini dibangun pada tahun 1777.[1] Walaupun termasuk di lingkungan Kelurahan Antasan Kecil Timur, masjid yang seluruh konstruksi bangunan didominasi kayu besi alias kayu ulin ini lebih identik dikenal Masjid Jami Sungai Jingah.[1] Lokasi awal pembangunan masjid ialah di tepi Sungai Martapura, setelah masjid ini dipindahkan sekarang berada di Jalan Masjid kelurahan Antasan Kecil Timur,[2] Kota Banjarmasin pada tahun 1934.[3 Pasar Terapung Muara Kuin adalah Pasar Tradisional yang berada di atas sungai Barito di muara sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah shalat Subuh sampai selepas pukul 07:00 pagi. Matahari terbit memantulkan cahaya di antara transaksi sayur-mayur dan hasil kebun dari kampung-kampung sepanjang aliran sungai Barito dan anak-anak sungainya. |
|