Best Profit Futures - Harga emas pada penutupan perdagangan pekan lalu, 1-5 September 2014, terpantau ditutup melemah secara agregat sepekan. Pelemahan harga emas pada pekan lalu lebih dilandasi oleh posisi nilai Dollar Amerika Serikat yang cenderung dalam kondisi kuat terhadap major currencies sehingga berdampak pada pelemahan daya beli investor asing.
Pergerakan nilai Dollar AS yang sedang berada dalam posisi kuat di pasar valuta asing terpantau menjadi momok terhadap pergerakan harga emas pekan lalu dengan menjadi determinan pelemahan terkuat dalam 2 hari pelemahan dari 4 hari perdagangan resmi pekan lalu. Posisi nilai tukar Dollar AS yang kuat tersebut, bahkan terpantau menjadi kendala penguatan harga ema meski data-data penting perekonomian cenderung negatif dalam rentang waktu 1 hingga 5 September 2014.
Tekanan nilai Dollar AS terhadap harga emas, mulai menjadi momok penguatan harga emas sejak perdagangan Senin pekan lalu. Meskipun perdagangan di Amerika Serikat libur untuk memperingati hari buruh, nilai Dollar AS yang tinggi membuat perdagangan cenderung lesu terutama untuk aksi beli. Bahkan data manufaktur global yang negatif pada saat itu, belum mampu mengangkat minat pembelian terhadap safe haven sehingga harga emas pun ditutup melemah.
Pergerakan nilai Dollar AS yang sedang berada dalam posisi kuat di pasar valuta asing terpantau menjadi momok terhadap pergerakan harga emas pekan lalu dengan menjadi determinan pelemahan terkuat dalam 2 hari pelemahan dari 4 hari perdagangan resmi pekan lalu. Posisi nilai tukar Dollar AS yang kuat tersebut, bahkan terpantau menjadi kendala penguatan harga ema meski data-data penting perekonomian cenderung negatif dalam rentang waktu 1 hingga 5 September 2014.
Tekanan nilai Dollar AS terhadap harga emas, mulai menjadi momok penguatan harga emas sejak perdagangan Senin pekan lalu. Meskipun perdagangan di Amerika Serikat libur untuk memperingati hari buruh, nilai Dollar AS yang tinggi membuat perdagangan cenderung lesu terutama untuk aksi beli. Bahkan data manufaktur global yang negatif pada saat itu, belum mampu mengangkat minat pembelian terhadap safe haven sehingga harga emas pun ditutup melemah.
Pada hari kedua perdagangan pekan lalu, Dollar AS pun masih menjadi kendala pada pergerakan harga emas akibat posisi nilai tukar yang tinggi. Data manufaktur Amerika Serikat yang positif dengan menunjukan peningkatan dari level 57,1 ke 59 membuat nilai Dollar AS semakin melejit menguat. Dampak dari hal tersebut, aksi beli pun kian melemah selain faktor data AS yang memicu pelemahan aksi beli safe haven. Bahkan pelemahan pun berdampak pada tembusnya level jenuh pada pergerakan harga emas secara teknikal ke level terendah 2,5 bulan.
Walaupun demikian dampak pada posisi jenuh teknikal di perdagangan hari kedua perdagangan lalu terpantau dapat menjadi pemicu mulai bangkitnya emas di perdagangan akhir pekan lalu. Aksi beli yang kuat seiring posisi jenuh teknikal, membuat para investor mulai mengambil posisi beli meskipun nilai Dollar AS relatif tinggi. Dampak dari hal tersebut, harga emas pun dapat sedikit menutup pelemahan tajam dari akumulasi dua hari perdagangan awal pekan lalu.
Namun, penguatan teknikal pada harga emas yang memicu aksi beli para investor, tidak dapat kokoh untuk lanjut menguatkan pergerakan harga emas. Nilai Dollar AS yang kembali melejit bahkan ke level tertinggi 1 tahun khususnya terhadap EURO semakin membuat daya beli investor asing melemah. Imbas hal tersebut, harga emas pun kembali merosot melemah. Adapun penyebab penguatan tajam Dollar AS pada perdagangan hari tersebut dilandasi oleh kebijakan stimulus European Central Bank yang memangkas tingkat suku bunga Eropa yang secara fundamental justru dapat mengangkat aksi beli para investor asal Eropa.
Dampak dari tekanan nilai Dollar AS sepanjang pekan tersebut, bahkan terpantau masih berdampak pada hasil tingkat harga penutupan pekan lalu. Meskipun harga emas terdorong menguat di perdagangan akhir pekan lalu dalam level cukup signifikan. Terlalu tajamnya pelemahan emas di hari-hari awal perdagangan masih lebih dominan dibandingkan dampak penguatan harga seiring data sektor pekerja AS yang negatif dan berhasil mengangkat harga emas. Adapun data-data yang berhasil mengangkat pergerakan di akhir pekan tersebut antara lain, ADP employment change yang turun dari 212.000 ke 204.000, initial jobless claims yang meningkat dari 298.000 ke 302.000 dan non darm payroll yang jatuh dari level 212.000 ke level 142.000.
Pada penutupan perdagangan emas spot di Comex pekan lalu, harga emas spot terpantau ditutup melemah secara agregat sepekan. Harga emas spot Comex ditutup melemah 1,46% ke tingkat harga $1.269,2/ t oz atau turun $18,8/t oz.
Sementara pada penutupan perdagangan emas berjangka di Comex, harga emas berjangka juga ditutup melemah secara agregat sepekan. Harga emas berjangka Comex untuk kontrak Desember 2014 ditutup turun 1,56% ke tingkat harga $1.267,3/t oz atau melemah $20,1/t oz.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memprediksi harga emas akan sangat terpengaruh oleh data-data penting perekonomian global seperti data GDP Jepang, neraca perdagangan Inggris, GDP Turki, Inflasi Tiongkok, klaim pengangguran awal AS, dan penjualan sektor ritel AS. Terkait pergerakan harga, range normal diprediksi akan berada di kisaran $1.240-$1.300.
sumber : vibiznews.com