BEST PROFIT FUTURES - Sebagian orang memilih mengonsumsi minuman berenergi untuk meningkatkan energi secara instan ketika membutuhkan banyak tenaga untuk beraktivitas. Hanya saja, pilihan tersebut sama sekali tak menguntungkan bagi jantung.Pasalnya, penelitian yang datang dari University of the Pacific and David Grant Medical Center ini menunjukkan bahwa minuman berenergi tertentu dapat meningkatkan risiko irama jantung yang abnormal jika dikonsumsi dalam jumlah yang tinggi.
Seperti yang dilansir melalui medicaldaily, para peneliti melibatkan 27 orang yang berusia 18-40 tahun yang sehat dan bersedia mengonsumsi minuman berenergi. Para peserta dibagi dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama diminta untuk mengonsumsi dua kaleng minuman berenergi. kelompok kedua diminta untuk mengonsumsi cairan yang mengandung panax ginseng (bahan yang umum ditemukan dalam minuman berenergi). Kelompok ketiga diminta untuk mengonsumsi minuman plasebo satu kali dalam enam hari, dan dilakukan selama tiga minggu.
Seperti yang dilansir melalui medicaldaily, para peneliti melibatkan 27 orang yang berusia 18-40 tahun yang sehat dan bersedia mengonsumsi minuman berenergi. Para peserta dibagi dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama diminta untuk mengonsumsi dua kaleng minuman berenergi. kelompok kedua diminta untuk mengonsumsi cairan yang mengandung panax ginseng (bahan yang umum ditemukan dalam minuman berenergi). Kelompok ketiga diminta untuk mengonsumsi minuman plasebo satu kali dalam enam hari, dan dilakukan selama tiga minggu.
Sebelum diberikan minuman tersebut, para peneliti mengukur irama jantung dan tekanan darah para peserta tersebut. Enam jam setelah mengonsumsi minuman, hal yang serupa juga dilakukan.
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa minuman berenergi berkaitan dengan enam milidetik peningkatan interval QTc, sebagai penanda risiko irama jantung abnormal. Tak hanya itu, peserta yang mengonsumsi minuman berenergi juga mengalami tekanan darah yang tinggi.
Kelompok peserta panax ginseng dan kelompok plasebo tidak mengalami perubahan interval QTc atau perubahan tekanan darah. Kelompok minuman berenergi mengalami hal ini dua jam setelah mengonsumsi cairan yang diberikan. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa peningkatan 10 milidetik dalam interval QTc terjadi pada peserta yang mengonsumsi 1-3 kaleng minuman
sumber : merdeka.com
Hasilnya, peneliti menemukan bahwa minuman berenergi berkaitan dengan enam milidetik peningkatan interval QTc, sebagai penanda risiko irama jantung abnormal. Tak hanya itu, peserta yang mengonsumsi minuman berenergi juga mengalami tekanan darah yang tinggi.
Kelompok peserta panax ginseng dan kelompok plasebo tidak mengalami perubahan interval QTc atau perubahan tekanan darah. Kelompok minuman berenergi mengalami hal ini dua jam setelah mengonsumsi cairan yang diberikan. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa peningkatan 10 milidetik dalam interval QTc terjadi pada peserta yang mengonsumsi 1-3 kaleng minuman
sumber : merdeka.com