BEST PROFIT FUTURES - Lingkar pinggang tidak hanya menunjukkan derajat kegemukan. Sebuah riset terbaru membuktikan, pinggang dan perut yang besar juga berkaitan dengan risiko kanker usus.
Kaitan antara lingkar pinggang dengan risiko kanker kolorektal terungkap dalam sebuah riset di Newcastle University. Laki-laki yang lingkar pinggangnya bertambah lebar 10 cm dalam 10 tahun punya risiko 60 persen lebih besar untuk terkena penyakit tersebut.
Riset yang sama juga mengungkap adanya peningkatan risiko kanker usus secara dramatis pada pengidap Lynch Syndrome yang juga mengalami overweight. Bahkan jika derajat kegemukannya mencapai obesitas, peningkatan risikonya mencapai dua kali lipat dari populasi umum.
Menurut peneliti, kanker usus bisa dipicu oleh inflamasi atau radang. Gemuk, selama ini dikenal juga sebagai salah satu faktor risiko inflamasi.
Kaitan antara lingkar pinggang dengan risiko kanker kolorektal terungkap dalam sebuah riset di Newcastle University. Laki-laki yang lingkar pinggangnya bertambah lebar 10 cm dalam 10 tahun punya risiko 60 persen lebih besar untuk terkena penyakit tersebut.
Riset yang sama juga mengungkap adanya peningkatan risiko kanker usus secara dramatis pada pengidap Lynch Syndrome yang juga mengalami overweight. Bahkan jika derajat kegemukannya mencapai obesitas, peningkatan risikonya mencapai dua kali lipat dari populasi umum.
Menurut peneliti, kanker usus bisa dipicu oleh inflamasi atau radang. Gemuk, selama ini dikenal juga sebagai salah satu faktor risiko inflamasi.
"Kita kini bisa memberi bukti nyata pentingnya aktif secara fisik, makan sehat, dan menghindari kegemukan agar terhindari dari risiko kanker usus saat umur makin menua," kata salah seorang peneliti, Prof John Mathers seperti dikutip dari Sciencedaily.
Dalam penelitiannya, Prof Mathers juga mengungkap bahwa aspirin mampu melawan efek kegemukan terhadap inflamasi. Diyakini karena aspirin punya efek juga sebagai antiradang.
Temuan tersebut dipresentasikan dalam 23rd United European Gastroenterology Week (UEG Week 2015) di Barcelona, Spanyol.
sumber : health.detik.com
Dalam penelitiannya, Prof Mathers juga mengungkap bahwa aspirin mampu melawan efek kegemukan terhadap inflamasi. Diyakini karena aspirin punya efek juga sebagai antiradang.
Temuan tersebut dipresentasikan dalam 23rd United European Gastroenterology Week (UEG Week 2015) di Barcelona, Spanyol.
sumber : health.detik.com